PIN DIANITA
JIKA GURU MEMBOLOS,
BAGAIMANA NASIB GENERASI ESTAFET MASA DEPAN BANGSA?

Oleh : Drs. Moh. Taufik S.A
Guru  SMAN 1 Trawas Mojokerto

GAMBARAN RENDAHNYA DISILIN BANGSA
            Adalah fenomena yang sangat menarik akhir-akhir ini bila guru selalu menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan. Ini tentu tidak mengherankan karena ditengah upaya pemerintah untuk meningkatkan martabat dan kesejahteraan guru lewat program sertifikasi, ternyata muncul berita yang menyesakkan dada. Lebih dari “500 ribu” guru membolos (19,2%)  setiap harinya sungguh sangat mengoncangkan dunia pendidikan. Ini sungguh sangat memalukan dan menampar dunia pendidikan di Indonesia. Banyak faktor yang melatarbelakangi fenomena ini, bisa karena hobi, mental, kebiasaan buruk dan sebagainya. Tapi faktor terbesar adalah lemahnya peraturan dan saksi yang tegas dari pemerintah. Walaupun sudah ada UU kepegawaian tapi hal itu belum dijalankan secara maksimal. Sebenarnya hal itu tidak hanya terjadi dalam dunia pendidikan (guru) saja, tetapi juga merata disemua departemen dan birokrasi negeri ini. Begitu pula ketika muncul temuan berita”anggota DPR” wakil rakyat kita yang terhormat itu ternyata memiliki angka membolos yang cukup tinggi, kita nggak heran lagi. Banyaknya angka membolos di semua sektor lebih-lebih didunia pendidikan menggambarkan bagaimana rendahnya disiplin masyarakat negeri ini dibandingkan negara negara lain.
            Semua itu tak akan terjadi ”kebiasaan buruk”  bila ada usaha preventif yang jelas dan adanya sanksi yang tegas. Tanpa adanya sanksi yang tegas sangat sulit untuk memberantas “penyakit kronis” yang merugikan baik diri sendiri (guru), masyarakat, wali murid, pemerintah dan lebih-lebih siswa sebagai “aset” masa depan pemimpin bangsa.
            Sungguh adalah hal yang sangat aneh bila mencetak siswa berdisiplin sementara gurunya tidak berdisiplin. Angka siswa membolos juga tinggi karena tidak ada lagi keteladanan di tengah mereka karena gurunya juga suka membolos. Jelas sangat “sulit’ tercapai kualitas pendidikan yang baik bila kebiasaan buruk ini tidak segera dicarikan solusinya. Masa depan bangsa harus diselamatkan dengan “mendisiplinkan” para guru agar aktif dalam mengajar. Siswa pun akan lebih termotivasi untuk belajar bila guru selalu hadir untuk mengajar dan memotivasi mereka. Semua itu tak akan pernah terjadi bila para gurunya suka membolos, apalagi bila tanpa tugas dan catatan. Mereka seperti “anak ayam kehilangan induknya”.

PERLU SANKSI TEGAS DAAN PENELITIAN OBYEKTIF
            Sebuah pelanggaran terjadi karena lemahnya pengawasan dan tidak ada sanksi yang tegas. Mudahnya guru membolos dan meninggalkan tugas mengajar merupakan rangkaian lingkaran sistem yang terjadi pada lembaga pendidikan yang lemah dalam menegakkan disiplin. Memang tidak semua sekolah/lembaga punya kebiasaan “sangat buruk” ini, tapi kalau sampai terjadi angka 19,2 % setiap harinya di seluruh Indonesia merupakan angka yang fantastik dan “kiamat kecil” dalam dunia pendidikan di Indonesia.
            Untuk mengatasi dan mengakiri gejala ini, maka pihak pimpinan sekolah harus mampu bersikap adil, tegas, arif dan bijaksana. Kepala sekolah harus mampu menjadi keteladanan dan pelopor kedisiplinan. Begitu pula keberanian menegur, memberi peringatan dan memberikan sanksi sangat diperlukan agar kebiasaan membolos  tidak ditiru oleh guru-guru yang lain. Kepala sekolah harus menjadi teladan kedisiplinan bagi guru dan guru harus mampu menjadi teladan bagi anak didiknya. Tanpa itu semua, rasanya semua akan menjadi sia-sia belaka.
            Setiap masalah pasti ada penyebabnya dan setiap problematika pasti ada jalan keluarnya. Maka sudah saatnya segera dilaksanakan penelitian yang benar-benar independen, obyektif, jujur dan validitas tinggi untuk mengkaji fenomena ini. Penelitian ini perlu dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dari mulai SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA bahkan kalau perlu sampai perguruan tinggi baik kepada guru/dosen entah PNS maupun non PNS, baik berserifikasi maupun tidak.. Dengan penelitian dari pihak yang berkompeten akan diketahui akar permasalahannya dan solusi tepat untuk mengatasinya. Karena kalau fenomena guru membolos ini dibiarkan berlarut-larut maka apa jadinya “masa depan” pendidikan di negeri yang sudah hampir 67 tahun merdeka ini.

BENTUK TIM KHUSUS DAN MAKSIMALKAN GURU PIKET
            Guru membolos sebenarnya bukan hanya terjadi sekarang ini saja, sejak zaman dahulu hal ini sudah sering terjadi. Semua pihak di sekolah pasti dibuat pusing tujuh keliling kalau banyak guru yang membolos, baik karena karena ijin, sakit, cuti atau benar-benar alpa. Kelas jadi seperti pasar, menganggu kelas lain, siswa jadi liar, merusak sarana sekolah dan masih banyak lagi dampak negaatif yang ditimbulkan bila banyak guru yang tidak masuk.
            Untuk mengatasi hal tersebut memang tidaklah mudah karena diperlukan langkah-langkah yang tepat, jitu, arif dan bijaksana. Memang yang paling banyak dilakukan oleh suatu sekolah adalah siswa diajar oleh guru piket????. Tapi apakah guru piket benar-benar tulus ikhlas dalam menggantikan guru yang sering tidak masuk? Apakah cukup memberi tugas kemudian ditinggal begitu saja? Ataukah menunggu siswa dikelas tanpa berbuat apa-apa? Apalagi kalau ditempuh langkah sampai siswa dipulangkan saja sebelum jam pelajaran berakhir dari pada menganggu kelas lain. Ini bukan jalan keluar yang baik tapi justru tambah memperparah keadaan dan jelas sangat ‘memalukan” sebagai lembaga yang tidak mampu memanajemen sekolah dengan baik.
            Maka solusi yang tepat untuk mengatasi penyakit kronis dalam dunia pendidikan ini adalah selain diterapkan sanksi yang benar-benar tegas, tepat, arif dan bijaksana, maka keberadaan guru piket yang hampir ada di tiap sekolah perlu benar-benar diberdayakan dan dimaksimalkan. Mereka harus benar-benar mengajar dan berada dalam kelas seperti halnya guru biasa. Begitu pula keberadaan “Team Teaching” yang diharamkan di sebagian sekolah perlu ditata ulang karena sebenarnya hal ini penting untuk dilakukan untuk mengatasi kekosongan jam mengajar yang ditinggalkan guru mata pelajaran tertentu. Pelajaran tertentu yang ditinggalkan karena ijin/membolos dapat digantikan oleh guru sejenis yang hadir pada hari itu sehingga siswa tidak menjadi korban dari”membolosnya” guru dan suasana kelas tetap kondusif dan mendukung suasana sekolah yang tertib, disiplin dan kondusif. Asal hal ini dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan bukan formalitas belaka, serta dengan profesionalisme yang tinggi akan bisa memecahkan problematika diatas. Bila tidak,  hal ini akan menjadi sia-sia belaka.
            Sungguh upaya diatas tak akan berarti apa-apa bila tidak dibarengi oleh niat yang ikhlas dari semua pihak. Ingat kata pepatah dari penyair Mesir  Imam Syauqi “ Jika guru berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk darinya”. Dengan demikian jelas sudah bila guru membolos maka generasi muda masa depan bangsa akan jauh lebih buruk dan hancur berantakan. Paling tidak mereka akan mewarisi “ilmu” membolos yang pernah mereka dapatkan dari guru membolos tersebut. Sungguh ini bukan masalah kecil........semoga para bapak-bapak pemimpin bangsa yang diatas sana segera merumuskan pemecahan masalahnya sehingga cepat teratasi.semoga....(Tasa).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar