UKG (Uji Kompetensi Guru ) Bersertifikat
Antara peningkatan Kualitas dan kresahan Guru
Oleh : Drs. Moh. Taufik S.A
Guru  SMAN 1 Trawas Mojokerto
PERLU MENERIMA DENGAN KEPALA DINGIN DAN JERNIH
            Bicara UKGB sangat menarik sekali karena timbul pro dan kontra. Tetapi terlepas dari adanya pro dan kontra, kita perlu mensikapinya dengan kepala dingin. UKGB sebagai niat mulia untuk meningkatkan kualitas guru dan peningkatan pendidikan pada umumnya perlu didukung sepenuhnya. Karena dengan adanya UKGB tersebut para guru, akan terus berbenah dan belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya yang pada gilirannya nanti akan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
            UKGB memang oleh sebagian guru dipandang sebagai “momok” yang cukup menakutkan, bahkan tidak sedikit yang resah dan gelisah bahkan ada yang terkena stress menghadapinya. Agar UKGB mencapai sasaran yang tepat dan tujuan yang diharapkan maka perlu dilaksanakan secara periodik. Bisa dilaksanakan dua atau tiga tahun sekali, tetapi yang ideal adalah dua tahun sekali sehingga memberi kesempatan kepada para guru khususnya yang menyadang guru bersertfikat untuk membenahi diri dan meningkatkan mutu pembelajarannya.
            Sebagian pihak guru dan pengamat pendidikan memandang UKGB tidak perlu dilaksanakan, bahkan mayoritas para guru menolaknya. Mereka beralasan karena lewat PLPG guru sudah memperoleh materi dan bekal yang cukup. Apalagi untuk bisa lulus PLPG juga tidak mudah, harus melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan. UKGB memang seharusnya tidak perlu dilakukan, sebagai alternatif adalah melalui evaluasi terhadap pelaksanaan penilaian kinerja guru khususnya guru-guru yang bersertifikat perlu dimaksimalkan. Penilaian tersebut terutama pada kedisiplinan dalam mengajar terutama jam hadir dan pulang dalam mengajar, administrasi pembelajaran, metode dan media dalam pembelajaran, penggunaan iptek dalam pembelajaran dan lain sebagainya. Disamping itu pemerintah juga bisa menempuh cara melalui Diklat, Workshop, Seminar, Simposium yang tidak hanya bisa dinikmati oleh sebagian kecil guru saja, seperti yang selama ini terjadi, tetapi dapat dinikmati oleh semua guru, lebih-lebih guru yang sudah bersertifikat.
MINIMALISASI DAMPAK NEGATIF YANG MUNCUL
            Setiap kebijakan apapun pasti akan menimbulkan dampak positif dan juga negatif. Tetapi bagaimanapun juga dampak negatif harus diperkecil. UKGB yang yang jelas menyedot perhatian secara nasional membuat guru-guru sibuk untuk belajar  iptek agar tidak gaptek,   mengunpulkan materi-materi, baik materi pedagogik maupun profesional. Sibuk untuk membaca dan belajar, terutama untuk mereka para guru yang selama ini cenderung untuk malas membaca dan lebih banyak memilih ngobrol dan bergurau di luar jam mengajar dikelas.
            Tetapi harus diakui bahwa disisi lain UKGB membuat tidak sedikit para guru menjadi resah, stress dan sakit. Kata-kata kekecewaan yang mereka lontarkan kepada pembuat kebijakan UKGB, bahwa UKGB sekedar bentuk ketidakpercayaan pemerintah kepada para guru bersertifikat. Tetapi yang lebih parah dan memprihatinkan adalah banyak guru-guru yang sibuk mempersiapkan diri menghadapi UKGB sehingga mereka lupa terhadap kewajiban utama mengajar dikelas. Menjelang tes UKGB banyak guru yang memberikan tugas siswa dikelas dan sibuk untuk belajar materi dan soal-soal.  Lebih-lebih waktu tes UKGB berapa ribu guru harus meninggalkan jam mengajar untuk mengerjakan soal-soal UKGB sehingga para siswa menjadi korban.
            Pelaksanaan UKGB tahun 2012 ini terkesan amburadul dan tergesa-gesa. Sosialisasi dan mekanisme pelaksanaannya terlalu singkat dan dipaksakan sehingga banyak kekacauan disana-sini, disamping jadwal yang mepet, server yang ngadat dan beberapa mata pelajaran  yang gagal melaksanakan UKGB bukti ketidaksiapan pemerintah dalam melaksanakan UKGB. Maka tidak mengherankan bila banyak guru yang tidak siap dan tidak lulus. Lebih-lebih ternyata kisi-kisi yang ada ternyata banyak yang tidak sesuai dengan soal yang muncul, lebih-lebih bobot soal juga cukup tinggi sehingga kita tidak kaget kalau akhirnya ternyata angka ketidaklululsan secara nasional mencapai 90 % lebih.
TERUS MEMBACA DAN BELAJAR DEMI MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN
            UKGB sebagai niat yang mulia memang layak diapresiasi, terlepas banyaknya pro dan kontra, asal UKGB dilaksanakan secara proporsional dan melalui sosialisasi yang cukup maka bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Ini bisa terjadi bila para guru berniat tulus  dan mau berbenah untuk terus membaca dan belajar. Dengan terus belajar dan menguasai iptek  maka para siswa akan mendapat pencerahan yang cukup. Bila ilmu para guru bertambah, otomatis para siswa akan mendapat suntikan ilmu, lebih-lebih bila para guru bersemangat dan berdisiplin tinggi, maka siswa akan terus bersemangat dan berdisiplin. Ini merupakan pertanda dan angin baik bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, karena jangankan di tingkat dunia, ditingkat Asean saja kualitas pendidikan kita masih kalah jauh dengan negara-negara tetangga.
            Memang banyak pihak menuding bahwa UKGB merupakan kebijakan yang tidak memiliki dasar hukum. Tetapi kita semua harus yakin bahwa setiap kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah terlebih yang menyangkut jutaan pendidik ditanah air sudah dipertimbangkan matang-matang dan memiliki dasar hukum yang kuat. Kita perlu berbaik sangka kepada pemerintah bahwa kebijakan tersebut perlu ditempuh dalam rangka meningkatkan kualitas guru pada khususnya dan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya.
            Memperoleh pendidikan dan pengajaran yang layak adalah hak setiap siswa, sehingga kalau hampir sepuluh hari guru tidak mengajar karena mengikuti PLPG (Ujian Sertifikasi), jelas sangat merugikan siswa. Ada beberapa formula yang ditempuh agar kualitas guru tetap terjaga, diantaranya melalui Team Teaching. Ketika seorang guru menempuh PLPG, maka guru lain sejenis bisa menggantikannya untuk mengajar. Ini bisa terjadi bila team teaching bisa dilaksanakan secara jujur dan baik. PLPG juga dilaksanakan lebih pendek dan dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Tetapi yang lebih bagus adalah melalui Workshop, Simposium yang dilaksanakan secara maksimal dan berkelanjutan secara merata kepada semua guru terutama yang bersertifikat sehingga secara tidak langsung membuat mereka terus untuk berbenah dan mengevaluasi diri. Dengan cara seperti itu ilmu mereka akan bertambah secara bertahap dan yang lebih penting adalah implementasinya dikalangan anak didik yang harus dipantau secara terus menerus, sehingga kualitas guru meningkat. Kualitas guru meningkat otomatis kualitas pendidikan juga akan meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar