Perubahan PMP menjadi Pkn


PIN DIANITA

PELEBURAN PANCASILA MENJADI KEWARGANEGARAAN BENARKAH LANGKAH PENYEDERHANAAN
Oleh : Drs. Moh. Taufik S.A
Guru PKn SMAN 1 Trawas Mojokerto

LANGKAH PENYEDERHANAAN YANG HARUS DIBAYAR MAHAL
            Pendidikan Pancasila akhir-akhir ini begitu hangat menjadi perbincangan semua kalangan. Bahkan sudah beredar isu dan keinginan agar pelajaran PMP yang begitu dianggap penting zaman dahulu untuk dimunculkan kembali. Carut-marutnya persoalan bangsa disegala bidang baik politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam menjadi salah satu alasan untuk memunculkan kembali Pendidikan Pancasila sebagai salah satu jawaban untuk mengatasi bermacam-macam persoalan pelik sekarang ini. Lebih-lebih persoalan pelik yaitu masalah korupsi yang begitu terbuka diekspos berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Dan lagi-lagi  kegagalan pendidikan moral dianggap sebagai biang keladi dari semuanya ini.
            Kita semua mungkin masih penasaran mengapa Pendidikan Pancasila hilang dan terpinggirkan dalam kurikulum sekolah sekarang ini. Memang ada Pkn, tetapi muatan Pancasila dan moral didalamnya begitu sedikit, sementara materi-materi umum tentang kewarganegaraan begitu dominan . Sehingga langkah ini dianggap merupakan langkah penyederhanaan yang dilakukan pemerintah, tetapi merosotnya moral anak bangsa dan banyaknya kasus penyimpangan menjadikan munculnya  pmikiran agar Pendidikan Pancasila muncul kembali. Banyak pihak begitu mudah menyalahkan Orde Baru sebagai biang kerok kegagalan Pendidikan Pancasila sehingga menggantikannya dengan Pkn. Doktrinasi Pancasila lewat P4 terbukti memang gagal menyelamatan bangsa ini dari keterpurukan dan berujung pada berakhirnya rezim orde baru.Munculnya orde reformasi dan kegagalan P4 era orde baru menjadikan pemerintahan di era reformasi melakukan penyederhanaan dengan menghapuskan pelajaran PMP dan Tata Negara untuk digantikan dengan Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dan pergantian kurikulum mulai KBK sampai KTSP terkesan memang begitu meminggirkan pendidikan “Moral” Pancasila yang seharusnya menjadi otak semua bidang pendidikan disamping pendidikan agama tentunya.Kemudian ketika banyak persoalan bangsa yang belum terpecahkan hingga saat ini terutama merosotnya moral sikap para generasi muda dan juga para pejabat negara, buru-buru banyak pihak untuk berpikir ulang memunculkan Pendidikan Pancasila untuk menjawab persoalan tersebut. Langkah penyederhanaan PMP ke Pkn terbuktif tidak efektif dan tak mampu membendung semuanya ini.
            Banyak pihak mungkin sangat setuju bahwa peleburan Pendidikan pancasila menjadi PKn merupakan langkah penyederhanaan, sehingga materi-materi pelajaran yang kadang menimbulkan kerancuan dan dualisme bisa teratasi dan tidak menimbulkan kebinggungan dikalangan anak didik. Tapi sebenarnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena dengan peleburan tersebut menyebabkan materi tentang Pancasila memiliki porsi yang sangat sedikit. Ini bisa dilihat dalam SK maupun KD pada kurikulum PKn mulai pendidikan dasar maupun menengah dimana mater- materi tentang pendidikan pancasila teramat sedikit. Justru materi kewarganegaraan yang sebelumnya masuk dalam pelajaran tata negara begitu sangat dominan. Dengan demikian peleburan pendidikan Pancasila bukan langkah penyederhanaan tetapi justru langkah pengerdilan dan pengebirian terhadap Pancasila, sehingga tidak mengheranan bila Pendidikan pancasila dianggap kurang penting dan mendapatkan tempat semestinya di Republik ini.

DAMPAKNYA NYATA DI SEMUA BIDANG KEHIDUPAN
            Terhapusnya Pendidikan pancasila dan digantikan dengan pendidikan kewarganegaraan memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Banyak pihak yang menuding merosotnya pendidikan moral para generasi muda dan pemimpin bangsa akhir-akhir ini merupakan buah dari terhapusnya pendidikan Pancasila. Tetapi sebenarnya, kalau ditelusuri secara mendalam memang banyak sekali dampak dari terhapusnya Pendidikan Pancasila disemua jenjang  pendidikan. Merosotnya rasa kebanggaan terhadap bangsa dan negara merupakan buah dari rendahnya pengamalan sila persatuan Indonesia. Begitu pula bahaya desintegrasi bangsa yang masih mengancam seperti di Papua, Ambon, Aceh dan lain-lain karena belum maksimalnya pengamalan sila ketiga. Musyawarah yang diwarnai dengan bentrokan bahkan dilakukan wakil rakyat kita dan ditiru kalangan mahasiswa dan masyarakat adalah kurang pengamalan sila keempat. Rendahnya rasa empati terhadap kaum fakir miskin, anak yatim  karena belum diamalkannya sila kedua.Dan begitu mudahnya kita meninggalkan ibadah karena belum maksimalnya menerjemahkan pengamalan sila ketuhanan Yang Maha Esa.Masih banyak contoh-contoh persoalan nyata di depan kita karena memandang remeh pendidikan Pancasila dan Agama.

PENDIDIKAN MORAL PANCASILA ADALAH HARGA MATI
            Seiring dengan perkembangan globalisasi yang melanda dunia dunia termasuk Indonesia, menyebabkan persoalan moral dan nasionalisme menjadi PR besar bagi pemerintah umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya. Karena kalau hal ini bukan menjadi skala prioritas pemerintah dan pemerhati pendidikan, bukan tidak mungkin moral bangsa akan semakin merosot. Begitu pula rasa nasionalisme akan semakin tipis karena begitu dahsyatnya dampak yang ditimbulkan akibat globalisasi tersebut.
            Dari persoalan inilah maka pendidikan Moral Pancasila perlu diajarkan dan dimasukkan dalam kurikulum resmi disekolah, bukan sekedar disisipkan di dalam materi Pendidikan Kewarganegaraan yang sama saja dengan mengerdilkan Pancasila yang mempunyai fungsi pokok sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup banga Indonesia. Harus dicari dan disusun format kurikulum yang tepat antara pendidikan Moral pancasila di satu sisi dan pendidikan Kewarganegaraan di sisi yang lain, sehingga moral anak bangsa yang nota bene para pemimpin pemimpin bangsa di masa mendatang dapat dibentuk rasa ke Indonesiaan yang kental dan kuat. Sungguh semu tak akan berarti apa-apa, karena kepandaian yang baik di semua mata pelajaran lain bila tidak dibarengi moral dan sikap yang baik pula.



IMPLEMENTASI YANG NYATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

            Setelah diadakannya reformasi kurikulum yang mengedepankan akhlak, moral dan karakter bangsa, maka implementasi nyata harus segera dirumuskan oleh semua unsur bangsa baik kalangan pendidikan, pemerintah, cendekiawan, tokoh agama maupun kalangan peguruan tinggi. Masukan pendidikan moral Pancasila tentu tidak cukup hanya dimasukkan sekedar dalam “muatan lokal” tapi seharusnya dalam “muatan nasional”. Penjabaran nilai moral pancasila yang pada zaman orde baru dikenal dengan butir-butir  Pancasila harus digulirkan kembali sebagai persoalan nasional yang sangat mendesak. Jadi pendidikan pancasila harus menjadi kurikulum wajib yang terintegrasikan dalam intra kurikuler disamping perlu juga tetap  dikembangkan pendidikan kewarganegaraan.
            Pengalaman dilapangan menunjukkan bagaimana Pkn begitu diremehkn, karena disamping bukan pelajaran UAN, pelajaran Pkn hanya sekedar pelengkap saja dan hal ini diperparah dengan jumlah jam yang sedikit.Kalangan pendidikan begitu bangga bila nilai pelajaran Kimia, matematika, fisika, biologi, ekonomi, sosiologi, geografi  sangat tinggi, walaupun kadang sikap, moral, tingkah laku para anak didiknya tidak mampu menjabarkan nilai-nilai moral Pancasila dalam kehidupan di sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Lihatlahcontoh nyata ketika mereka lulus melakukan corat-coret baju dan konvoi yang menganggu lalu lintas dijalan dianggap persoalan biasa, dan bukan merupakan persoalan krusial untuk dipecahkan.Pendidikan moral bukan merupakan skala prioritas yang harus dikedepankan, tetapi pendidikan yang berbau UAN yang harus diperjuangkan mati-matian walaupun prosesnya banyak penyimpangan dan melanggar moral.
            Dengan demikian solusi terbaik sekarang adalah bagaimana “membumikan” pancasila dalam diri anak didik terutama di pendidikan dasar dan menengah. Artinya selain dipelajari dan dihayati, nilai-nilai Pancasila harus bisa diamalkan dalam kehidupan nyata sehari-hari di sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Tak ada manfaatnya anak bangsa cerdas tapi moral, akhlaknya merosot dan rasa nasionalisme mereka sebagai bangsa hilang dari peredaran. Segera Reformasi Pendidikan Moral Pancasila.














BIO DATA PENULIS

NAMA                                    : Drs. MOH TAUFIK S.A
Alamat                                                : Jl. Tirto Argo No. 9 Trawas Mojokerto 61375
Nama Sekolah                         : Guru pengajar PKn pada SMAN 1 Trawas Mojokerto 61375
Alamat Sekolah                       : Jl. Jolotundo No. 2 Penanggungan Trawas Mojokerto
Nomer HP                               : 08563354520















Tidak ada komentar:

Posting Komentar